Sabtu, 12 Maret 2016

Doaku dalam Aksara



Aku hadir karena mereka.
Aku percaya mereka menyayangiku sekuat hati, sampai nanti, waktunya menghadap Sang Illahi.
Bila hujan saja mampu turun disertai gemuruh geluduk, tidak ada alasan aku tidak mampu berdiri.
Aku percaya, Tuhan itu Maha Esa, Maha Hidup, Maha Adil, Maha penyayang, dan Segala-galanya milikNya.
Sekali lagi, aku hidup karena sebuah rasa. Rasa sayang pada keluarga kecilku dan juga rasa sayang mereka terhadapku.
Usiaku kala itu 6 bulan menurut hitungan kalender masehi. Tuhan memberiku sebuah cahaya, cahaya yang hingga kini selalu menerangi, ya, mereka adalah keluarga baruku.
Detak jam terus berbunyi, mengiringi jarumnya yang terus berputar hingga saat itu datang. Lagi-lagi sebuah rasa dari keluarga baruku yg tak kalah besar dari mereka nun jauh disana, aku rasakan. Nyaman. 
Tuhan menganugerahkan kenyataan yang harus aku terima, bunyi takkan hinggap di pendengaranku,
Meski begitu, Mereka tak menampakkan sedikitpun kebingungan dan kesedihannya dalam wajahku, tapi aku tau pasti mereka sedih dan bingung.
Karena sebuah rasa, senantiasa mengiringi tumbuh dan kembangku. Mereka membiarkanku menikmati hidup yg teramat indah untuk dilewatkan. Sembari menerka-nerka, jalan panjang seperti apa yang harus kulalui nanti.
Tuhan selalu punya cara untuk dikagumi. Aku dan keluargaku adalah hamba pilihanNya yang dengan nyata dan kontan ditunjuk untuk selalu mengingatNya.
Waktu berjalan, hingga aku mendapatkan kelayakan hidup di dunianNya. Hidup laksana burung, aku bebas melakukan apa yang kusuka ditengah keterbatasanku. Bernafas, jantung berdegup, berjalan, bersekolah, berbicara, berteriak, marah, berkomunikasi, aaaah semuanya aku suka, asal mereka suka. 
Sampai usiaku 7 tahun, sebuah rasa itu, dilipatgandakan untukku dan keluargaku. Aku memiliki seorang adik kecil, lucu dan cantik. Lebih dari cukup untuk menjadi temanku menggantikan kakak yang sudah mulai disibukkan dengan studinya. Tak apa. Kelak aku juga akan seperti kakak. Ya kan, kak? Kita akan demikian kalau sudah waktunya.
Hingga saat ini usiaku hampir 11 tahun (tepatnya 14 April nanti 11 tahun), aku tak berharap lebih di hari istimewaku.
Aku hanya butuh dan akan selalu aku dapatkan sebuah rasa itu untukAyah, Ibu, Kakak, dan Adik.
Hidup adalah sebuah rasa. Sebagaimana memaknai sesuatu menjadi bernilai kebaikan

Allah.. 
Peliharalah sayangku pada mereka, keluarga kecilku.
Peliharalah sayangnya kepadaku.
Lipat gandakan sayangMu pada kami.
Lipat gandakan sayang kami padaMu.
Allah... aku sayang Engkau, juga keluarga kecilku.
Allah... aku bersyukur atas sayangMu.
Aku akan menunggu dan terus menunggu.
Sampai aku MENDENGAR ...
mereka berkata "kami sayang kamu!".
suara deru ombak yang menyejukkan, katanya.
Sampai pagi menyapaku dengan Kokokan Ayam.
Sampai, gelas, piring, buku, semua benda yg tak bernafas berbunyi kala jatuh pun dibunyikan.
Sampai aku menangis dalam kesejukan lantunan Firman-firmanMu.
Sampai aku terpanggil untuk menjalankan ibadahku.
Wahai Rabb... aku akan menunggu.
Sampai saatnya aku dan keluarga kecilku menghadapmu.

-ERS-
10 Maret 2016

0 komentar:

Posting Komentar